Baper boleh, asal pada tempatnya

Jumat, 23 Februari 2018

Kecil-Kecil Cabe Rawit

 on  with No comments 

Menjadi seorang mahasiswa baru di salah satu universitas di Jawa Timur adalah tantangan tersendiri untukku. Bagaimana tidak... Aku adalah anak pertama dari 3 bersaudara yang lahir di Banyuwangi. Tapi aku bukanlah keturunan Minak Jinggo atau Putri Sri Tanjung lo ya hehe. Aku punya tanggung jawab besar di sini yaitu menjadi contoh yang baik untuk adik-adikku kedepannya dan pastinya akan menggantikan Ayah dan Ibu untuk merawat dan mendidik para adikku. Kok jadi baper gini ya?

Bicara tentang mahasiswa baru, pastinya semua orang tau. Mahasiswa baru itu mempunyai tipe-tipe yang khas dan unik. Menurut survei dari apa yang pernah aku amati, ada beberapa tipe mahasiswa baru:

1.       - Posting hasil pengumuman SNMPTN/SBMPTN/Tes lainnya di media sosial
Banyak banget aku temui di media sosial apalagi di instagram yang setiap kali ada apapun di bikin story sampai bertitik-titik (“Kaya sandi morse.” Kata Bang Raditya Dika) postingan-postingan screenshoot hasil pengumuman mereka. Jangan berpikir yang tidak-tidak ya. Mungkin ini adalah bentuk rasa syukur mereka karena sudah bisa diterima di perguruan tinggi impian mereka. ‘Padahal memang untuk pamer sih hihi’ *Bercanda

2.      -  Pasang twibbon di Instagram
Ngerti twibbon kan ya? Sepengetahuanku twibbon itu bertujuan  untuk mengkampanyekan suatu bentuk kegiatan. Ya seperti mahasiswa baru ini, posting di instagram pakai bingkai twibbon kegiatan awal kampus mereka terus caption ­nya ‘I am ready to be the next bla bla bla..’ Kalau ditanya aku udah masang twibbon apa belum jawabannya adalah belum hihi.

3.       - Pakai jas almamater saat kuliah
Yap banyak banget temenku termasuk juga aku hihi, pakek jas almamater saat kuliah. Pasti para kakak tingkat udah bisa nebak, mana yang mahasiswa lama atau mahasiswa baru. Liat aja udah, siapa yang pakek almamater saat kuliah itulah mahasiswa baru. Soalnya jas almamater itu dipakai pada saat masa perkenalan kampus atau pada saat mau tugas akhir, jadi keliatan deh mana yang mahasiswa baru.

Mungkin temen-temen ada yang mau menambahkan? Bisa tulis di kolom komentar ya.. hehe

Saat awal masuk perkuliahan pastinya orang-orang sekitar kita, seperti keluarga, temen, adik kelas dan lain-lain. ‘Mas, masuk di universitas apa?’ ‘Jurusannya apa?’ ‘Dosennya galak-galak nggak mas?’ dan masih banyak lagi pertanyaan yang dilontarkan kepadaku sampai-sampai bibir ini kaya radio rusak yang harus mengucapkan kata sama sampai berulang kali.

Awal perkuliahan memang mengasyikkan menurutku, tapi sampai pertengahan kok jadi bosan gini ya. Pingin banget ngelakuin hal baru yang belum pernah aku lakuin. Tapi apa ya? Karena CASIO My Style

Banyak sih temenku yang kuliah sambil menjadi enterpreneur kaya punya online shop, jualan camilan, jualan pulsa, dan masih banyak yang lainnya. Aku pingin juga tuh kaya mereka, biar kuliah itu gak cuma jadi mahasiswa kupu-kupu alias kuliah pulang-kuliah pulang hehe. Semenjak saat itu aku berfikir, “Enaknya mau bisnis apa ya?”

Aku punya temen namanya Nonik, dia udah punya pacar jadi nggak usah terlalu kepo ya hehe. Soalnya pacarnya galak. Si Nonik bisa juga dibilang sahabatku sejak SMP. Nah, aku mulai tuh ngajak dia untuk berbisnis. “Nik, enaknya bisnis apa ya? Bisnis kuliner? Tapi aku nggak bisa masak.” Dan aku juga mengajak temen setiaku, Aldo. Kunjungi juga nih blog dia, coakcoro.blogspot.co.id. Aku juga ngajak diskusi dia tentang rencanaku sama Nonik untuk buat bisnis bareng. Dari mencari ide mau buat apa, cari di instagram tentang cara pembuatan permen gula-gula dan alhasil tidak jadi direalisasikan. Memang sulit sih kalau nggak mempunyai softskill kalau mau berbisnis.

Suatu ketika, saat itu jam masuk kuliahku pukul 10.40 WIB. Jadi aku manfaatin dulu untuk Sholat Dhuha sebelum berangkat kuliah. Setelah Sholat Dhuha, aku langsung tertuju ke laptopku yang semalem belum aku tutup. Langsung deh nggak ada hujan nggak ada petir, fikiran ini seketika tertuju pada desain. ‘Oh yaya, kan aku punya keahlian desain. Kenapa kok nggak aku jadikan bisnis aja ya desainku ini..’

Aku mulai bergelut di dunia desain mulai awal kelas 1 SMA dan yang aku pakek adalah Corel Draw. Aku berterima kasih sekali kepada temenku, Thoriq Marzuki, yang udah ngajarin aku desain pakek Corel Draw dan sampai saat ini ilmu masih aku pakek saat mendeisain. Ya, dia temen sekaligus guruku juga. Pada saat itu, aku sering dimintai tolong temen-temen untuk buat desain banner, poster, pamfet, dan leaflet. Dan dulu nggak pernah tuh terlintas untuk dapet imbalan. Mungkin ya karena kasihan, aku biasanya dikasih nasi bungkus + es tehnya. Ada juga sih yang ngasih aku uang tapi itu hanya beberapa kaum aja.

Sejak saat itulah, aku mulai cari fortofolio desain yang pernah aku buat di folder laptop yang sudah penuh sarang laba-labanya dan alhamdulillah ketemu ‘Yeeaaay!’. Ternyata udah banyak desain yang pernah aku buat. Tanpa berfikir panjang, langsung aku jadikan satu grid desain-desain yang sekiranya bagus. Setelah aku grid langsung aku kasih tulisan deh,



                Monggo Katuran. Mungkin temen-temen atau saudaranya atau siapapun itu yang kesulitan dalam mendesign banner, brosur suatu acara atau yang lain, Inshaa Allah kamis siap membantu. CP: 082143252xxx”

‘Nah, jadi deh desainnya.’ Secepat kilat langsung aku bagikan hasil desainku tadi lewat Whatssapp, Facebook, Instagram, dan media sosial lain yang aku punya. Aku bersyukur, banyak temen yang mendukung aksiku ini, sampai-sampai status Whatssapp dan Instagram penuh dengan broadcastku. Terima kasih temen-temen yang sudah ngebantu membagikan aksiku ini. Alhasil beberapa hari kemudian ada yang order, pelanggan perdana nih ceritanya hehe.

Aku inget banget, Moh Rofiq adalah pelanggaran perdana aku. Dia adik kelasku SMA, dia sekarang masih ke duduk di kelas 3. Dan ternyata chatku sama dia masih tersimpan di hp hehe.

(Chat via Whatssapp 23 Oktober 2017)
“Assalamualaikum. Mas aku butuh jasa desain.”
“Waalaikumsalam wr wb. Monggo piq, ada yang bisa dibantu?”
“Desain poster untuk bussiness plan bisa?
“Monggo, inshaa allah bisa bantu.”

Alhamdulillah, puji syukur aku haturkan kepada Sang Pemberi Nikmat. Aku nggak nyangka bakalan ada yang mau order desain ke aku. Kemampuan desain yang aku miliki bisa dikatakan masih belum pro-pro amat sih, seenggaknya masih bisa lah buat ngebantu temen-temen untuk ngerjain tugas sekolah atau tugas kuliah mereka yang berhubungan dengan desain. Dan alhamdulillah sudah banyak orderan desain dari berbagai kalangan.

Bicara tentang bisnis, pastinya ada uang kan. Nah, sampai saat ini tuh aku belum bisa nentuin harga desain yang aku buat. Karena apa ya, bisnis aku buat ini juga sekeder untuk menghilangkan penat akan hiruk pikuk dunia perkuliahan. Jadi untuk biaya desain aku belum bisa nentuin, toh yang pesen masih temen sendiri. Prinsip yang aku pegang sekarang aku tidak terlalu berpikir akan uang tapi tentang manfaatnya. Kalau mereka suka dengan desainku ya aku juga seneng. Masih tahap belajar lah untuk menjadi seorang enterpreneur. Kalau dilihat di lapangan, udah banyak tuh jasa-jasa desain yang bertebaran di mana-mana bak bintang yang menghiasi langit malam.

Aku tersadar, bahwa ternyata hal kecil yang kita sukai itu bisa membuahkan hasil. Sekecil apapun itu. Selain desain aku suka juga berbagi cerita lewat tulisan di blogku ini. Katanya Kak Ry Azuura,

“Menulis dengan hati inshaa allah akan masuk ke hati. Menulis dengan tulus inshaa allah akan menghasilkan fulus”

Dari kutipan tadi kita bisa belajar bahwa kalau melakukan sesuatu kegiatan apapun seyogyanya diniatkan ikhlas dari hati dan inshaa allah, Allah akan menurunkan nikmat kepada hamba-Nya.

Oke, kemarin aku nyoba tuh untuk tes warna kepribadian aku dan hasilnya adalah PINK alias merah  muda. Katanya sih orang yang berwarna pink menyukai hal-hal berbau romantis dan menyanyangi orang-orang terdekat. Dan aku suka juga sih dengan kalkulator dari Casio ini, Colorful Calculator. Lucu banget warnanya. Bisa nih buat pengganti bunga kalau mau nembak cewek hehe. Kan warnanya pink unyu-unyu..



Dan karena aku sayang kalian semua, terima kasih yang udah nyempetin baca ceritaku, aku mau bagi-bagi semangat nih dengan kata-kata yang aku kutip dari Kak Naufal Abshar. Tau kan? Ituloo pelukis muda yang terkenal udah sampai manca negara. Berikut kata-kata semangat buat kalian,

“Berhati-hatiah, semua berasal dari hal kecil. Dendam kecil yang tumbuh menjadi besar menghasilkan sebuah aksi. Api kecil yang menyala dan membesar membakar hangus sebuah gedung kokoh. Lubang kecil dalam kapal yang besar dapat menenggelamkan seluruh isinya. Begitu juga mimpi, ide-ide dan mimpi kecil yang digabung dengan usaha dapat menghasilkan sesuatu yang besar”

Kalau diibaratin lagi, mimpi kecil bisa menjadi besar itu juga seperti cabe rawit. Kecil-kecil harganya selangit.. Bangkit kawan-kawanku, jangan takut untuk bermimpi! #CasioMyStyle

Oh iya, khusus buat kalian yang baca ini. Ada kode promo spesial lo buat kalian.

CASIOBLOGWP61M58

Kode promo ini bisa temen-temen gunakan di websitenya MatahariMall.com dengan link berikut,




Share:

Rabu, 14 Februari 2018

Ketemu Duta Baca Indonesia #1

 on  with No comments 

Kenal Najwa Shihab? Ya Dia adalah Duta Baca Indonesia Tahun 2016-2020. Aku kenal Najwa Shihab sejak menonton acara Mata Najwa di Metro TV. Dan semenjak itu aku sering nonton Mbak Nana di televisi walaupun sebenernya gak selalu nonton sih, soalnya dulu saat SMA kan jarang di rumah. Saat SMA aku sering banget ke perpustakaan untuk ngebantu pustakawan di sana. Sebut saja Mbak Nuning, beliau adalah Ibu sekaligus Mbakku juga di SMA.  Semua orang tau bahwa perpustakaan adalah tempat untuk meminjam dan membaca buku. Tapi kali ini beda, selain kedua hal itu, perpustakaan juga digunakan untuk jadi tempat bolos pelajaran dan aku pernah ngelakuin itu. “Loh kenapa kok gak di kelas?” “Lagi jam kosong, Bu.” Alibi jam kosong memang ampuh untuk menaklukan segalanya. Kalau ditanya suka baca atau nggak pastinya ya suka, tapi aku biasanya suka ngikut gitu. Misal dulu itu masih zaman-zamannya keluar buku Dilanku 1990, tapi belum terlalu hitz kaya sekarang sih. Banyak temen cewek di SMA aku yang ngomongin buku itu. ‘Sebenernya siapa sih Dilan itu? Siapa sih Milea itu?’ dalam benak aku timbul tanda tanya besar yang menyebabkan aku pingin baca juga buku Dilanku 1990. Jadi suka ngikut gitu dan akhirya kebablasan suka baca buku sampai sekarang. Terus kalau SMP suka baca? Suka sih suka, tapi nggak sesuka waktu SMA.

Terus katanya Indonesia ini tingkat baca bukunya rendah? Apakah benar demikian?

Tanggal 9 Februari 2018 kemarin aku di Malang mengikuti acara Buka Buku #bikinsemangat bersama Mbak Najwa Shihab di Gramedia Malang. Awalnya sih aku gak ikutan acara ini soalnya saat mau daftar lewat instagram ternyata kuotanya udah penuh. Jadi harapan aku untuk ikut acara ini pupus deh. ‘Ya udahlah gakpapa, ikut acara Mata Najwa on Stage Malang di Universitas Negeri Malang aja udah’ Saat itu aku lagi ngantri untuk dapet tiket Mata Najwa on stage, eh kok buka story instagramnya @komunitasmatakita ada tulisan ‘DIBUKA UNTUK UMUM DAN GRATIS’ ya udah saat itu juga aku cepet-cepet cari Go-Car karena hujan lebat kala itu. Terima kasih kepada Annisa Farida temen aku yang sekarang kuliah di Univeristas Negeri Malang yang udah ngebantu cari Go-Car dan minjemin payungnya. Dan saat aku pilih asal dan tujuan di app ternyata ongkosnya Rp 27.000. ‘Busyett kok mehong amat? Alah ndakpapa udah, sekali-kali ngojek mahal. Mumpung di Malang dan abis ini ketemu Mbak Nana hehe’ Ya udah setelah dapet ojeknya aku langsung berangkat tuh dengan naik mobil honda jazz warna merah. Diperjalanan aku ngobrol tuh sama supirnya dan ternyata supirnya juga barusan nganterin artis, aku gak tau sih namanya tapi dia katanya pengisi acara Merajut Asa di Trans 7 (Namanya Rere, aku barusin iiat galeri hp). Aku pantengin instagramnya @komunitasmatakita tuh saat di mobil. Sampai-sampai live nya aku tonton gak mikir udah abis kuota berapa. Pas hamoir nyampek Gramedia ternyata di live nya itu Mbak Nana barusan dateng, ya udah ketika sampai aku langsung tanya ke karyawan Gramedia nya “Mbak, acaranya Mbak Najwa dimana ya? “Oh langsung ke lantai tiga mas.” Ditemani kacamata  berkabut yang disebabkan oleh sisa AC mobil, aku langsung cari tuh tempatnya. Hampir nyampek lantai tiga disitu ada meja presensi, “Masnya peserta Buka Buku bersama Najwa Shihab?” “Iya mbak.” “Udah daftar?” “Loh katanya terbuka buat umum mbak?” Puuh aku langsung deg degan tuh masa udah nyampek sini gak boleh masuk dan ternyata sama mbak panitianya suruh ngisi nama di meja registrasi. Syukurlah Ya Allah
Naik lagi ke lantai tiga, ada meja panitia lagi. “Masnya panitia?” “Ha? Panitia mbak?” “Oh maksud saya peserta? “Iya mbak, saya peserta.” “Ini mas silahkan diterima (goodie bag putih)” “Terima kasih mbak.” ‘Wihh asik dapet bingkisan, ku kira ikut acara ini gak cuma ketemu Mbak Nana  aja ternyata ada bingkisannya juga hehe’ Dan.. Mbak Nana udah duduk di depan dan sedang ditanya-tanyai sama MC. Ya Allah aku bersyukur banget bisa ketemu sama Mbak Najwa Shihab seorang Duta Baca Indonesia yang biasanya hanya ketemu lewat perantara televisi setiap Hari Rabu yang 20.00 WIB di Trans 7. Deket banget itu dibandingak n acara Creativepreneur Corner 2018 di Yogyakarta yang aku ikuti Bulan Januari lalu. Aku dapet tempat duduk belakang sendiri karena yang depan udah penuh dengan temen-temen yang dapat lebih awal. Antusias mereka ikut acara ini terasa hangat dirasakan seperti api yang membara. Aku duduk dan menurunkan tas dari punggungku lalu membuka hp sebentar untuk buat story instagram hehe. Anak zaman sekarang lah ya, apapun di story. Biasanya malah sampai titik-titik. Udah selesai bikin story, langsung aku buat perekam suara dan mulai nge-record karena aku gak bawa buku dan pulpen buat nulis apa yang dikatakan sama Mbak Nana. Dan ini hasil rekaman aku ‘Maaf kalau ndak sama persis’,

“Indonesia memang dalam data tertulis menjadi negara yang mempunyai tingkat baca yang rendah. Sebenernya tidak seperti itu. Yang menjadi masalah adalah tersedianya bahan baca yang berkualitas untuk dibaca. Banyak daerah diplosok-plosok sana yang masih kekurangan bahan bacaan. Lalu juga banyak orang yang beranggapan bahwa membaca itu tidak penting. Jadi untuk pendekatannya bisa dengan menanyakan apa masalah yang terjadi pada orang tersebut. Seperti contoh, ada seseorang yang bingung untuk caranya buat kue “Ini lo buk, ada buku yang membahas tentang caranya buat kue.” Secara tidak langsung orang tersebut akan terbiasa dengan buku kalau ingin mencari informasi tentang apa yang dia bingungkan. Lebih lagi selain membaca buku, ini juga bisa untuk mendapatkan keuntungan berupa uang semisal barang yang dibuat dari membaca buku tadi dijadikan bisnis.”

“Ibaratkan lari, semakin biasa kita lari, daya tahan psikologisnya juga semakin kuat. Begitu pula dengan membaca. Semakin sering kita membaca, daya tahan terhadap baca juga semakin kuat. Sekarang rata-rata baru baca 5 menit aja udah ngantuk terkadang kan, padahal masih 1-2 halaman. Karena itu tidak cukup terlatih untuk baca satu buku pun. Yang harus dilakukan adalah memastikan memasukkan membaca menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari. Bangun tidur, sholat subuh, sebelum mandi atau sesudah mandi baca dulu. Idealnya baca buku adalah 20 menit sehari. Kalau seumpamanya belum cukup kuat untuk 20 menit sehari dicicil aja. Pagi 5 menit, siang-siang selesai kuliah baca dulu lanjutin 5 menit, sore 5 menit dan malam sebeum tidur 5 menit. Besoknya udah semakin kuat nambah tuh jadi 10 menit dan terus harus dilatih dan dimasukkan menjadi rutinitassehari-hari. Kalau tidak, waktu akan berlalu begitu saja dan jadinya akan menyia-nyiakan waktu dan tersadar udah umur berapa nih dan tumpukkan buku hanya akan menjadi tumpukkan buku yang hanya dipajang dan tidak mendapat makna apapun. Jadi harus menguat diri. Dan pilih bukunya terserah, gak usah berat-berat baca buku yang tebel-tebel yang membebani diri yang harus membaca buku yang gimana-gimana, Cari buku yang disuka dan kalau belum kuat baca buku nih, buka majalah seperti Majalah Tempo atau cari masalah-masalah yang populer atau koran. Dan membaca dimulai dari hal-hal yang kita suka. Misal suka artis korea, cari buku tentang biografinya atau kisah cintanya. Pasti ada buku yang kita suka dan kita harus mulai mencari dan jatuh cinta kepada membaca dari sesuatu yang kita sukai.”



Share:

Jumat, 12 Januari 2018

Dilema akan Perguruan Tinggi

 on  with No comments 
              Nah, ini adalah postingan pertama aku di blog yang bisa dikatakan baru padahal cuma di rubah url blognya plus nama blognya sih. Selamat datang aku ucapkan kepada semua di blog baru aku Kebelet Baper [kebeletbaper.blogspot.co.id] terutama temenku "Aldo Daffa Daniswara" pemelihara [coakcoro.blogspot.co.id] yang selalu support aku untuk ngelanjutin berbagi cerita di blog ini. Semoga dengan bergantinya nama blog ini yang mungkin agak nyeleneh sih kalau di baca, bisa menambah pengetahuan buat kalian para Baperisme tentang apapun yang sedang dibaperin di negeri ini atau dibaperin sendiri oleh diriku ini. Anyway, kenapa kok sekarang aku gak pakek bahasa gaul kaya "Gue, lo, bokap, nyokap dll" Tunggu aja dipostingan selanjutnya.

                 Sekali lagi aku ucapkan selamat datang di blog baru aku, semoga bisa istiqomah lah nulisnya. Mungkin aja nanti tulisan-tulisanku di blog ini bisa dijadikan buku walaupun bukunya hanya dicetak dengan printer biasa dan bersampulkan buffalo seribuan berwarna pink, yang penting bukan kualitas bukunya tapi isi bukunya. Benar tidak? 

 Well, akan aku mulai kebaperan ini dari...

                       Sekarang aku sudah mengenyam ilmu di perkuliahan tepatnya di Universitas Jember atau bisa disingkat UNEJ dan aku di sini menempuh program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat. Nah, pastinya aku bisa masuk di sini ada prosesnya dong, nggak tiba-tiba langsung masuk gitu aja ya kan..

                       Ini teruntuk kalian para kalian calon-calon mahasiswa, pasti kalian lagi baper-bapernya ya kan untuk nentuin mau kuliah kemana?  ngambil jurusan apa?  Pasti sudah itu, tak bisa dipungkiri lagi. Yang bingung mikirin UN, UASBN, USBN, SNMPTN maupun SBMPTN. Mandiri nanti aja dah belakangan hehe. 
                   Oke langsung to the point ya. Pas aku kelas 12 itu aku itu ya bingung banget mikirin "Aduh aku mau kemana ya habis ini? UGM, UI, UNPAD atau.." pokoknya pusing lah. Aku sih dulu memang cita-citanya ingin ngelanjutin studi ke kedokteran yang jurusan ini banyak sekali pemborongnya. Awalnya aku pingin ke FK, tapi setelah dipikir-pikir kok kayanya berat yaa. Maka aku beralih ke FKG, padahal gradenya hampir sama sih sama-sama kedokteran juga. Dan universitas pilihanku waktu itu adalah Univeritas Gajah Mada. Entah mengapa aku milih UGM sebegai incaranku nanti, ya dulu kan masih lugu-lugunya belum mikirin yang namanya susahnya dalam mendapatkan universitas terkenal kaya UGM ini. Pokoknya dulu suka aja sama UGM, pasti kalian kaya gitu juga kan ya? Ngaku dehh..

               Lalu pas kelas 12 itu aku melakukan study tour berkeliling Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Aku akan baperin secuplik aja saat aku di Universitas Padjadjaran. Awalnya, "Sebenernya UNPAD itu univ mana sih? Kok aku gak pernah denger? Univ gak terkenal ta? Kok bangunannya tua?" Ternyata pemikiranku salah besar. UNPAD adalah sekolah yang udah lama berdiri dan katanya banyak artis ibukota yang kuliah di sini, wiih.. 

                         Saat aku di sana dan ada sesi seminar perkenalan kampus gitu aku dan temen-temen dimasukkan di salah satu ruangan di Fakultas Kedokteran. Aku lantas kaget saat pembicaranya mengatakan bahwa Kedokteran di UNPAD mulai tahun kemaren itu GRATIS!! Beneran kedokteran gratis? Duitnya siapa yang dipakek? Setelah aku denger bahwa di UNPAD Kedokterannya itu gratis maka aku putuskan diriku untuk mengejarnya. Sampai-sampai aku memampang logo kuning UNPAD yang berwarna kuning di tembok asrama dilengkapi dengan doa-doa, tanda tangan temen-temen, dan kata-kata dukungan dari orang-orang yang sering support aku. Selalu kupandang logo itu setiap kali akan berangkat ke sekolah. Aku berdoa kepada Tuhan agar nantinya cita-citaku akan tercapai.

                        Tetapi, usahaku dalam hal ini kayanya masih kurang deh. Walaupun udah mantep mau ke sana tapi masih aja rasa ragu  di hati. Jadinya pelajaranku di kelas amburadul. Tugas matematika gak pernah aku kerjakan, kalau ada keinginan ngerjakan aja itu aku nyontek temen. Fisika gak pernah aku perhatikan gurunya. Pokoknya aku pas kelas 3 SMA itu, aku paling benci sama yang namanya pelajaran yang ngitung-ngitung dan pakek rumus. Mungkin itu adalah masa-masa di mana titik jenuhku udah melampaui batas maksimal, bahasa jawanya kaya ingin "Mbledos utek iki."

                         Rencana pingin ke UNPAD terus ada sosialisasi dari kakak-kakak IPB pingin pindah ke IPB. Terus ada sosialisasi dari LPP Perkebunan Yogyakarta, Politeknik Negeri, pingin juga ke sana. Ada satu lagi STTP Malang pingin kesana juga. "Kenapa kok gak ikut STAN?" Jawabnya simpel, aku gak minat ke STAN. Passionku bukan kesana hehe. Bingung deh pokoknya, semua pada nawarin. Jadi aku nyoba tuh salah satu dari itu yaitu seleksi Politeknik Negeri se-Indonesia. But, Bapak setelah itu bilang. "Nak, kalau kedokteran ya  kedokteran aja. Gak usah belok kesana kemari. Luruskan niatmu." Hmm, ya sudah. Akhirnya aku daftar deh. Oke lanjut..

                   Alhasil, aku SNMPTN gak lolos. Agak kecewa sih sebenernya, tapi yaudah lah berarti bukan rejekiku. Langkah selanjutnya setelah gak lolos SNMPTN adalah SBMPTN. Sebelum ada SBMPTN maka ada UN, UASBN, dan USBN. Nah di ketiga ujian itu aku bingung banget, "Ini mau belajar yang mana dulu? Waduhh, matematika, fisika, biologi, atau kimia dulu ya?" Akhirnya aku memilih jalan untuk mempelajari semuanya dari awal walaupun waktunya udah mepet. Nah, UN dan yang lain udah selesai dan lanjut ke SBMPTN. Kata kakak kelas, "SBMPTN itu soalnya sulit lo dek, hati-hati loo." Kata-kata itu bagai pejutan panas yang mencambukku untuk lebih keras lagi dalam belajar dan untuk memperoleh universitas yang aku dambakan.

                         Satu bulan aku digembleng di salah satu lembaga bimbingan SBMPTN. Setiap hari aku dikasih soal-soal dan beribu motivasi agar aku bisa masuk ke jurusan yang aku inginkan yaitu FK UNPAD. Di pertengahan bulan saat bimbingan SBMPTN aku mulai bingung lagi dengan apa yang aku pilih nantinya. Karena nilai try out ku gak mencapai sama apa yang akan citakan itu. Nilaiku pas-pasan banget. Aku bingung, aku bimbang, aku butuh solusi. Jadinya, aku buka tuh web resminya SBMPTN. Aku lihat peminat-peminat yang milih universitas yang ada di sekitar wilayah 1. Pertama, aku lihat FK UNPAD (peminat tahun lalu sekitar 8000an dan yang diterima cuma 150) dan aku buka FK UI (peminatnya 3000an dengan kursi tampung 125). Tanpa berpikir panjang lagi aku mantapkan diriku untuk beralih ke Universitas Indonesia. Bukan nekad atau apa, tapi inilah mimpiku. 

                        Setelah dipikir-pikir, "Ini aku ke UI gak ada temennya nih?" Ternyata ada temenku yang mau ke UI juga yaitu Siti Latifah Nurbaeti (ig: sitilatifahnb) dia mau ngambil FKM dan ternyata dia masuk di STAN Alhamdulillah. Ya waktu itu aku udah mantep untuk ngambil FK UI dan aku tinggal nentuin pilihan kedua dan ketigaku. Setelah semedi beberapa saat, aku menetapkan untuk memilih:
1. FK UI
2. FK UNEJ
3. Masih bingung
Nah, karena aku yang ketiga itu masih bingung jadi aku menetapkan untuk memilih agroteknologi UNEJ. Entah apa alasannya aku milih itu, mungkin biar terisi aja gitu ya.
  
                   Saat aku ngekos saat bimbingan itu, aku sering banget ke masjid deket kosanku. Di sana ada pengurusnya namanya Pak Rizal. Beliau selau memotivasiku untuk bisa mencapai cita-citaku. Malam itu aku sharing tentang pilihan yang aku tetapkan tadi. Ditengah pembicaraan aku di cut oleh Pak Rizal, "Loh kok yang ketiga gak FK juga? Kalau menurut bapak sih kamu ngambil FK aja sekalian. Soalnya nanti biar doanya itu lurus ke FK." Setelah aku pikir-pikir bener juga sih kata Pak Rizal. Jadi aku tetapkan lagi untuk memilih FK UIN Malang sebagai pilihan ketigaku.

                Kalau gak salah tanggal 4 Mei 2017 itepatnya hari Kamis H-1 sebelum penutupan pendaftaran SBMPTN, aku pulang ke rumah untuk meminta doa restu orang tua akan apa yang aku pilih tadi. Nah waktu itu pas di rumah aku tinggal nge-klik dan menyimpan borang SBMPTN itu. Sebelum aku klik, tiba- tiba aku di suruh  Ibu untuk mengantar adikku megaji tak jauh dari rumah. Sesampainya ngantarkan adik, Ibu tiba-tiba bilang ke aku, "Nak, kamu pilihan pertamanya UIN Malang aja ya." Lantas, "Loh, kok UIN Malang Bun? Katanya udah mantep UI? Emangnya apa alasannya Bunda kok tiba-tiba pilih UIN Malang?" Bunda menjawab, "Feeling.."

                Bayangkan feeling seorang Ibu. Kalian tega gak nurutin apa yang di bilang Ibu? Nggak tega kan pastinya. Itulah pikiranku waktu itu, tanpa semedi-semedi lagi aku langsung pindah haluan pilihan pertamaku ke FK UIN Malang karena setelah Ibuku bilang begitu. Mikirnya aku sih, "Ohh, berarti Ibu ridlonya disitu, pastinya aku dapat masuk di situ lah., Aamiin." So, pilihanku menjadi..
1. FK UIN Malang
2. FK UNEJ
3. FK UI


Ini kartu SBMPTNku yang pertama

"Gila bangeet! FK UI ditaruh dipilihan akhir? Beneran? Kamu sehat kan?" 
Aku sehat kok, aku gak gila. Aku naruh FK UI dipilihan ketiga bukan karena aku sombong lo ya. Tetapi aku dulu itu, udah nggak ada pilihan lagi untuk ngisi yang pilihan ke 3. Jadinya UI ya aku taruh bawa sendiri. Dan itu toh aku gak ada keinginan lagi untuk ke UI setelah Ibu bilang kaya gitu. Akhirnya, aku waktu itu yakin bahwa aku akan menjadi anak Malang kuliah di sana. Setelah klik selesai, tinggal aja cetak kartu peserta SBMPTN untuk nantinya dibawa saat tes. 



                    Yaa, hari berikutnya aku belum kembali ke kosan karena pada hari Sabtunya ada acara perkemahan yang diadakan oleh Pramuka SMAku. Hari Jumatnya aku melaksanakan Sholat Jumat di masjid SMAku. Waktu itu, setelah jumatan aku gak langsung pulang ke rumah karena aku masih ingin wi-fi an di SMA. Tiba-tiba ada telpon bunyi, "Halo, Assalamualaikum."  "Waalaikumsalam Pak'e." "Nak, kamu pendaftaran terakhir SBMPTN kapan ya?" "Hari ini pendaftaran terakhir, emange kenapa Pak'e?" "Kamu daftar lagi!" 

                   Apaa? Daftar lagi? Serius? Uang 200 ribuku yang buat daftar dulu itu berarti hangus dong? Loh disuruh daftar lagi sih? Emangnya pilihanku kemaren itu masih kurang tepat? Padahalkan Ibu udah mantep dengan pilihanku itu. Saat telpon itu, aku sempat cek-cok sama Bapak. Sempat juga diri ini frustasi kaya ingin nangis tersedu-sedu. Apa sebenarnya yang salah? Ya Allah... Aku bingung banget waktu itu. Setelah beberapa saat, aku menangkan diriku sejenak dan ku mulai menelpon Bapak kembali. "Halo." "Halo." "Bapak, Bunda mana?" "Bapak lagi gak di rumah. Kenapa nak?" "Aku pingin ngomong sama Bunda." "Nak, Bundamu udah setuju juga tadi. Bapak sama Bunda udah sepakat bahwa pilihanmu kamu ganti lagi. Yaitu FK UNEJ jadikan pilihan pertama. Makanya sekarang pulang ke rumag terus cepet ke ATM untuk transfer uang pembayarannya." "Iya, kalau Bapak sama Bunda ridlonya gitu ya Farhan nurut sudah."


Ini kartu SBMPTNku yang kedua, sumpah ini cuma mindah posisi aja huhu


                 Padahal waktu itu aku sudah menjelaskan masalah poin-poin yang nantinya dipakai dalam penetapan pilihan SBMPTN. Kalau gak masuk pilihan pertama berarti lanjut ke pilihan 2 dan seterusnya. Tapi apa daya, padahal hanya hal sepele sih. Cuma ngerubah UNEJ yang tadinya pilihan ke 2 jadi pilihan pertama.
  
                  Setelah aku daftar dan pulang, Bapak langsung bilang ke aku. "Nak, Bapak sama Bunda ini masih gak pingin jauh sama kamu. Kalau nanti kamu di Malang atau di Depok pastinya kalau ada apa-apa susah. Dan kami berdua gak ingin kalau Farhan kena faham-faham radikalisme gitu. Soalnya di perkuliahan itu rawan banget. Jadi kami ingin kamu di Jember saja." Ohh ternyata alasannya itu to. Ya sudah aku bisa tenang kalau kaya gini. Dan jangan lupa Ridlo orang tua adalah ridlo Allah SWT juga."

                  Hari demi hari aku lewati dan sampailah pada titik perjuangan yaitu hari H SBMPTN. Aku tes bertempat di SMKN 2 Jember. Di sana aku duduk paling depan kanan sendiri deket pintu dengan beralaskan meja kayu ala-ala sekolahan. Ditemani sepatu pink keabu-abuan dan seperangkat alat tulis dan beberapa berkas yang diwajibkan dibawa. Ya tinggal tesnya dah dan, soalnya.. Jangan dikata sulit, mudah kok. Asal kalian mau belajar secara continue. Tapi anggapan ini cuma buat baperin kalian biar semangat! Jangan kaya aku yang ngerjain fisika aja gak bisa sama sekali hehe.

                   Sekitar satu bulan kayanya aku nunggu pengumuman. Rasanya jenggot ini udah tumbuh panjang sepanjang jalan Pantura, pingin narik aja maunya hehe. Heleh apaan sih.. Oke, kalian setelah SBMPTN pastinya nganggur se-nganggur-nganggurnya. Karena itu lama banget, tapi ada juga temenku yang berinisiatif bekerja di salah satu swalayan dengan kontrak 1 bulan dengan gaji sekitar 800 ribu. Ya lumayan lah buat nambah-nambah uang saku. Ada juga yang ikut kegiatan positif lainnya. Soalnya nunggu pengumuman itu pas juga sama bulan Ramadhan.

                     Tepat tanggal 13 Juni 2017 (Inshaa allah) 14.00 WIB, saatnya hasil SBMPTN terpampang nyata di web resminya. Sebelum pengumuman itu aku berdoa kepada Allah SWT semoga aku diberikan yang terbaik, "Aku akan terima apapun hasilnya, baik masuk ataupun tidak. Aku hanya bisa merencanakan. Yang memberikan keputusan hanyalah Yang Maha Kuasa. Positif thinking aja sama yang diberikan Allah SWT. Aku yakin apapun hasilnya, itulah yang terbaik untuk aku. Aku berdoa di atas sajadah yang biasa aku gunakan saat sholat dan setelah berdoa itu aku sedikit merebahkan badanku diatasnya yang akhirnya berhasil membuatku tertidur. 

                        Pukul 14.15 aku terbangun dan.. "Oh iya, jam 2 kan pengumuman SBMPTN." Langsung aku bergegas bangun, mengambil hpku, dan segera membuka webnya SBMPTN didampingi dengan Ibunda tercinta. Sebelum aku buka webnya, tiba-tiba ada telpon dari adik asramaku kalau gak salah Inggil Lihdan Adha (ig: inggil_lihdan) "Mas, sudah buka pengumuman??! Kalau belum sini aku bantu buka mas." Dengan nada menggebu-gebu dia sangat penasaran dengan hasil SBMPTNku. "Belum, belum aku buka nggil." Dan ku kirim dah id SBMPTNku ke dia agar dibuka di sana. Tak lama kemudiam aku nyoba sendiri buka lewat hp. "Duhh, webnya lagi down. Pasti banyak yang buka nih." Akhirnya aku buka webnya dengan link mirror, dan...

"Maaf Anda Tidak Diterima" kalau gak salah sih seperti itu tulisannya. Lantas.. "Alhamdulillah, berarti inilah yang terbaik untukku." "Gimana nak? Keterima." Saut Bunda. "Belum masuk, Bun." "Oh ya sudah, itu berarti yang terbaik untukmu. Agak terpuruk sih sebenernya tapi gakpapa lahh..

                      Rencana selanjutnya adalah mandiri dan swasta. Segala bentuk seleksi mandiri aku buka semua. Dari mandiri UB, UM, UNESA, UNDIP, UNY, seleksi PLN dll udah aku buka. Dan gak ada yang memikat hatiku. Dulu, sebelum SNMPTN dan SBMPTN, Bapak udah nawarin buat aku ke FK UNISMA. Tau gak? itu lo yang di Malang. Nah, aku dulu tuh keras kepala banget, "Pokoknya aku gak mau di swasta, aku mau di negeri." Kenapa aku bilang kaya gitu?Soalnya aku gak mau nyusahin kedua orang tua. Bayangin, kalau gak salah itu biayanya kisaran 250 juta, biyuuhh... Apalagi yang dibiayai bukan aku aja, masih ada Bunda dan 2 adikku. Setelah pengumuman SBMPTN aku gak lolos, maka secara lapang dada aku mau untuk mengikuti seleksi UNISMA gelombang ke 3. Lama sih itu masihan, kalau gak salah tesnya itu Agustus. Dan saat itu masih bulan Juni. Akhirnya rencana selanjutnya adalah SBMPTBR (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi se Besuki Raya) kalau gak salah itu tesnya 8 Juli 2017 setelah hari raya Idul Fitri. 

                       Well, waktu-waktu sebelum SBMPTR adalah waktu dimana enak-enaknya keluar sama keluarga dan temen-temen untuk silaturahmi ke sesama. Lalu belajarnya kapan? Nahh itu masalahnya. Aku mager banget mau belajar, malah aku dulu ada pikiran "Apa aku ikut SBMPTN tahun depan aja ya? Ngambil FK lagi. Apa aku ke pesantren dulu untuk nunggu SBMPTNnya itu. Dan rasa bingung ini kembali menyerangku lagi. Aku beneran nih mau ikut SBMPTBR? Ngambil FK lagi atau yang lain? Aduuh bingung banget aku.. Apa aku ngambil pendidikan? Aku bingung tujuh keliling.

                        Dan akhirnya setelah berpikir matang-matang, akhirnya aku kuatkan tekadku untuk mengikuti SBMPTBR saja dan memilih:
1. FKM UNEJ
2. TEKNIK PERTANIAN UNEJ
3. AGROTEKNOLOGI Universitas Islam Jember
4. Keperawatan STIKES Banyuwangi

                        Alhamdulillah, akhirnya saya diterima di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember Angkatan 2017. Banyak yang bertanya, "Kenapa kok milih FKM?" Jawabannya simple, karena FKM menurut saya adalah salah satu fakultas yang masih dalam rumpun kesehatan setelah FK, FKG, Farmasi, dan Keperawatan. Dan saya dulu tak tau apa itu FKM, apa aja yang dipelajari di FKM, dan akhirnya setelah saya masuk di FKM sekarang saya mengetahuinya. Alhamdulillah

Foto angkatan diambil setelah Ujian Sains Kesmas kalau gak salah hehe


              Dari cerita yang telah aku sampaikan, pastinya kita dapat memetik pelajaran yang dapat kita ambil. Bahwa kalau mau lanjut ke dunia perkuliahan  haruslah dipikirkan matang-matang, kalau bisa jangan mementingkan gengsi. Lihat kemampuan kita, jangan sampai temen-temen pilih perguruan tinggi yang mungkin perguruan tinggi itu memang bagus tapi saat usaha temen-temen pas-pasan tapi malah ngebet banget masuk kesitu. Semua usaha kita itu tidak ada yang salah, kembali ke diri kita masing-masing, lihat diri kita, sudah sesuai apa belum. Boleh kita mempunyai mimpi, tapi ada syaratnya, Jangan sampai tak jadi. Itu salah satu kata-kata dari dosenku, boleh diterima ataupun tidak. Kalau bisa minta pertimbangan ke orang tua, bagaimana pendapat mereka kalau temen-temen mau kuliah di perguruan tinggi yang temen-temen impikan. Dan aku juga pernah diberitau sama guru ngajiku Pak Makmun, Lak kuliah S1 ki gak usah milih sing duwur-duwur, njupuk sekirane sing pantes karo awakdewe dan sekirane mlebu pisan. Lak pingin njupuk sing duwur sok mben ae lak S2. Yah semua itu butuh proses, hidup penuh akan lika-liku. Kadang yang kita anggap itu buruk, malah dianggap baik oleh Allah SWT. Dan sebaliknya, kadang yang kita anggap itu baik malah dianggap buruk oleh Allah SWT. Aku juga tidak bisa berbagi tips, mungkin hanya motivasi. Tapi janganlah waktu kalian habis untuk mencari motivasi berubahlah menjadi orang yang memotivasi yaitu dengan belajar, berdoa, dan tawakal. Semua orang punya caranya masing-masing untuk meraih mimpinya. Jangan niatkan kuliah untuk mencari pekerjaan tetapi niatkan untuk menuntut ilmu. Inshaa allah pekerjaan akan datang dengan sendirinya. Aaamiin
           Semangat untuk temen-temenku semua, jangan menyerah. Perjuangan kita masih panjang. Mungkin juga banyak cerita diluar sana masalah perjalan masuk ke perguruan tinggi. Aku berani menulis ini karena aku tak ingin yang mengulangi lagi seperti apa yang telah aku alami. Dan semoga kita sukses dan bisa menjadikan Indonesia lebih baik. Maafkan segala kata-kata yang mungkin kurang enak kalau dibaca. Terima kasih


                         


            

                        
Share: