Baper boleh, asal pada tempatnya

Kamis, 08 Desember 2016

Sosok Pengubah Hidupku

 on  with No comments 
In  
Ceritanya beberapa waktu yang lalu gue ikut lomba cerpen yang ngadain FK UNAIR. Nahh, hasilnya di pengumuman gak ada. Jadi gue post aja dah. Maaf kalau judul sama isinya gak nyambung 😅

ENJOY IT!!

https://www.facebook.com/663050137125061/photos/pb.663050137125061.-2207520000.1481211655./1170381249725278/?type=3&theater


Waktu menunjukkan sepertiga malam. Angin menembus lubang-lubang ventilasi kamarku dengan cara menyelundup lalu menggelitik-gelitik tubuhku. Akupun mulai mengucek-ucek kelopak mataku dan membuka mata. Kulihat dunia masih gelap, hanya suara jangkrik dan  tetesan air kran yang menemani. Tenggorokan serak masih kurasakan maka bergegaslah aku minum teguk demi teguk air yang kuletakkan di atas dampar tua sebelum berenang di lautan mimpi. Larut sudah serak ini dan akupun beranjak dari ranjang empukku menuju kamar mandi pojok bilikku ‘tuk memburu air kesucian. Tubuhku gemetar tak karuan saat air itu membelai kulit ariku. Namun, hal itu tidak menyurutkan niatku memburu air tersebut sebagai syaratku bertemu dengan-Nya di waktu mustajabah ini. Seluruh isi kalbuku t’lah ku curahkan dengan-Nya. Sarung kusam yang kukenakan mengingatkanku pada suatu peristiwa.
***
Mentari mulai melahap sang bintang dan menghamburkan semburat kuning dari ufuk timur. Air embun masih berayun-berayun di atas lembaran hijau samping pekarangan. Kain putih bergaris biru masih membungkusku dari dinginnya malam. Alarm meronta-ronta ingin segera di matikan. Jarum menunjukkan pukul 08.00 WIB dan tubuhku masih bermalas-malasan seakan tak ada kemauan ‘tuk  bangkit.
Petir tiba-tiba menyambar pintu bilikku. 
“Le, bangun le. Cepat mandi, sarapan, dan berangkat sekolah! Nanti kamu telat!”
 Siapalagi kalau bukan Ibuku. Bergegaslah aku menyikat gigi tanpa membasuh badan kotorku, Karena sudah lebih dari jam 8. Sudah jadi kebiasaan telat bagi orang sepertiku, masuk ruang BK bak sebuah sarapan nikmat, lari memutari lapangan 8 kali juga. Aku yakin  bahwa sekolah itu cuma formalitas belaka, dengan jerit payah dihukum lari memutari lapangan pasti aku akan meraih cita-citaku yaitu memakai seragam abuabu, berpangkat di pundak kanan dan kiri, memakai topi hitam melengkung ke atas apalagi kalau bukan polisi. 
“Sepeda ninja siap, helm siap, berangkat!” 
Susu segar aku bawa dari kotak es persegi panjang warna biru, aku sruput melalui pipet bening, menikmati segar dan sensasinya dengan masih mengendarai ninja. Lama kelamaan kubus berisi susu itu habis. Tanpa berpikir panjang langsung ku lempar kubus sisa susu ini ke sungai coklat sebelah kiri yang ku lalui. 
Ku tak pernah melaksanakan piket, kerja bakti pun tidak. Menyapu atau merawat tanaman itu bukanlah kesukaanku. Alam bagiku mimpi buruk. Aku lebih suka melatih fisikku untuk mempersiapkannya masuk kepolisian. Biar orang berkata apa, menganggap aku pemalas, egois, gila  atau apapun itu aku tak peduli. Yang penting aku bisa memetik impianku, karena inilah jalan hidupku. 
***
Mei ceria menghiasi seragam putih abu-abuku. Tanda tangan dan coretan-coretan tinta warna-warni terukir juga di sana.
 “Brummm brum brumm…..”
 Konvoi keliling kota laksana berselancar di samudra luas. Akhirnya aku lulus dengan nilai yang lumayan memuaskan. Bapak dan ibu guru memberi selamat kepadaku serta ibu kantin yang selalu memberi asupan nutrisi semasa sekolah menengah atas kepadaku juga memberikan ucapan selamat. Ibuku menyiapkan urap-urap dan trancam sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. 
***
Hari bergati bulan, bulan berganti tahun. Pohon jati depan pekarangan mulai merontokkan daun keringnya. Ku siap mengikuti tes tahap awalku masuk kepolisian. Tes tulis berhasil aku lompati, tes sememaptaan sukses aku arungi. 2 hari lagi tes wawanncara. Aku harus mempersiapkan matang-matang agar aku bisa meraih cita-citaku ini.
2 hari terlah berlari, saatnya untuk masuk pada tahap penentuan. Duduk di kursi aluminium berwarna silver dan mengkilat saat terkena sinar, detak jantung berdebar tak karuan menunggu namaku dipanggil melalui corong putih yang tergantung di atas tembok. Kuambil gadget dari saku celanaku, lalu mengetik pesan untuk Ibuku agar suasana mungkin menjadi agak lebih tenang.
“Saudara Parja….”
Kurapikan terlebih dahulu bajuku. Detak jantungku masih saja berdebar-debar terlihat dari dada sebelah kiri yang selalu menggerakkan baju rapiku. Kaki melangkah pelan-pelan melewati petak coklat segi empat. Inilah waktunya untuk membuka daun pintu itu.
“Benar dengan Saudara Parja?”
“Iya, benar Bapak.”
“Silahkan duduk.”
Pertanyaan demi pertanyaan beliau sodorkan padaku. Dengan percaya diri aku jawab tanpa rasa ragu, sampai akhir pertanyaan pun aku lancar menjawabnya. 
Dari jendela ruang wawancara, ku tatap langit menjatuhkan rintik-rintik kemuliaan-Nya. Mungkin ini pertanda aku lolos tes wawancara ini, sebab ku yakin bahwa hasil ku takkan menghianati usahaku ini. Tinggal menunggu hasil. 
Berjam-jam aku menunggu dan akhirya hasil telah ditempelkan di papan informasi. Banyak sekali peserta lain yang berebut sampai berjubel-jubel tak sabar melihat hasil dari tes penentuan ini. Suasana kecewa terlukiskan di wajah para peserta yang tak lolos dan suasana sumringah tergambarkan di wajah para peserta yang lolos. Depan papan informasi lambat laun mulai sepi dan ku mulai mendekatinya. Jariku menyisir tabel-tabel nama yang terpampang disitu. Aku sempat bingung.
“Mana namaku? 
Kok nggak ada? 
Mana namaku?
 Masa.. masa aku gak lolos? 
Gak mungkin. Ini tidak mungkin!!”

Desember suram terlihat dari raut wajahku, karena kegagalan yang masih terngiang-ngiang di anganku. Berjalan serempetan menuju tempat parkir. Tak ku sangka kalau akhirnya seperti ini. Aku berpikir Tuhan tidak adil, Tuhan pelit, Tuhan tidak bijaksana. 
“Apa yang telah kulakukan sebenarnya? 
Mengapa aku seperti ini? 
Apa yang harus kulakukan? “
Tiba-tiba seorang lelaki berjubah putih menepuk pundakku dengan kerasnya dan lanjut meninggalkanku begitu saja. Lantasku ku berteriak.
“Hei! Siapa kau? Berani-berani menepuk pundakku! Hei kamu! Berhenti!”
Orang itu tidak menggubrisku sama sekali. Berkali-kali ku berteriak sampai suaraku serak pun dia tidak menjawab pertanyaanku. Alhasil ku ikuti orang itu, 
Langkah cepatnya tak kuasa aku ikuti, akhirnya aku beristirahat sejenak ‘tuk mengumpulkan tenaga. Setelah terkumpul kulihat orang itu sudah menghilang entah kemana. Orang itu tiba-tiba berada di belakangku. Aku terpaku ditatapannya, ku tak bisa membuka mulut, serasa dibungkam mati-matian. Kemudian dia memegang pergelangan tangan kananku dan mengajakku ke suatu tempat.
Ternyata orang itu mengajakku ke tempat yang beberapa tahun yang lalu aku lewati. Dan tempat itu adalah sungai coklat yang aku lempari kotak sisa susuku. Sungai itu berbicara kepadaku,
“Mengapa kau melempariku dengan kotak busukmu itu? Tak ada tempat lainkah yang pantas kau jadikan tempat sampah? Aku diciptakan oleh ALLAH SWT untuk membantu para manusia untuk mencukupi kebutuhan air mereka. Aku adalah salah satu ciptakan ALLAH SWT yang sangat mulia, Bisa jadi nanti kamu akan membuang sampah di tempat yang sangat mulia lagi daripada aku yaitu masjid. Akankah kau seperti itu?”
Jantungku tiba-tiba mendadak berhenti dan…
“Aku ingat semuanya. Aku tak pernah bersimpuh dihadapan-Nya, seruan-Mu pun ku acuhkan, aku hanya mementingkan nafsuku. T’lah seberapa tebalkah dosa yang melumuri diriku? Sampai-sampai sungai ini menegurku seperti ini. Apakah ini utusan dari Engkau Ya ALLAH? Aku pun tak pernah bersholawat kepada Sang Rasul. Sangat sombongnya aku ini. Alam saja sudah tak suka padaku apalagi Engkau Ya ALLAH. Akankah Engkau memasukkanku ke Neraka Jahannam?”
Aku menangis tak kuasa menahan dosa-dosaku. Aku pasrah sudah kepada ALLAH SWT. Aku memang manusia biadab yang tak tau malu. Aku memang manusia bodoh yang seharusnya diazab sebesar-besarnya.
“Engkau akhiri sudah hidup sampai di sini Ya Allah…..”
Orang berjubah itu tiba-tiba mengangkat kepalaku dan berkata sesuatu padaku,
“Bangkitlah nak, perjalananmu masih panjang. Kau harus merubah ini semua menjadi yang lebih baik.”
“Tapi, dosaku sudah menggunung. Aku tak bisa berbuat apa-apa.”
“Bangkit dan lihatlah nak,
 Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata (QS. Qaaf : 50/8)
Aku bangkit dan mulai menghapus air mataku dan sejak hari itu hidupku berubah.   
***
1 Januari ku kali ini sudah tidak seperti dulu lagi. Ibuku sudah bersama-Nya di surga. Ku sudah memiliki seseorang yang menemani hari-hariku untuk menjalani hidup. Sawah peninggalan Bapak pun sekarang t’lah subur kembali. Alhamdulillah ALLAH SWT masih mengijinkanku untuk merubah ini semua. Sampai akhirnya aku sukses menjadi seorang guru mengaji di salah satu TPA dekat rumah dengan diiringi menjadi seorang petani jeruk. 


Terima kasih Ya ALLAH…..
Share:

ADEGAN BERBAHAYA!

 on  with No comments 
In  

Duhhhh, udah hampir tahun masak postinganku masih segini ðŸ˜“ 
Sungguh terlaluuuu...

Oke guys, gue baru aja selesai ujian nihh. Hmm rasanya selesai ujian bagi gue adalah hal yang horror soalnya kebayang-bayang sama yang namanya..

"REMIDI"


Entah mengapa ujian kali ini gue rasa biasa-biasa aja, kaya gak ada greget untuk mencapai nilai sempurna gitu. Gue pusing mikirin universitas sama jurusan yang gue ambil besok saat udah lulus. Padahal semester 5 ini adalah penentuan gue bisa ikut SNMPTN apa nggak. Gue juga gak fokus mau belajar apa dulu. Sampek gue ditegur oleh beberapa guru karena nilai ulangan harian gue banyak yang jelek.

Sekolah gue kan SMAN 1 Genteng, Banyuwangi. Nah itu akreditasinya udah A jadi diseleksi dulu yang bisa ikut SNMPTN yaitu 75% dari seluruh siswa. Doakan aku lolos ya guys 💪 

Sejak hari pertama ujian gue perang sama kimia. Kimia kali ini materinya baca semua gak ada yang ngitung pakek rumus-rumus. Tapi bacaannya banyak banget apalagi gue sebelumnya habis lomba BTRC (Banyuwangi Travelling Red Croos) 👉 nanti gue ceritain di postingan selanjutnya
Padahal sama guru gue udah diberikan contoh soal-soalnya tapi tetep aja pas ngerjain ada aja yang gak bisa. Ya gimana lagi, menurut gue persiapan gue kurang banget.

Pada hari selanjutnya gue ngarungi samudra matematika peminatan. WOW! Soalnya mantap banget. Tentang integral, trigonometri, dll. Bab yang kadang nyantol kadang nggak. Yaudah seperti biasa pada soal ada tulisan "Saya berjanji akan mengerjakan dengan jujur dan tidak akan membocorkan jawaban kepada siapapun" Ini adalah ciri khas guru matematika gue Bu Istiqomah. Dengan mengucap nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang aku coba ngerjain tuh satu persatu. Dari soal pertama "Waduuuhh..." 
Soal kedua "Ahhhhh...."
Soal ketiga "Hufffft..."
Soal Keempat dan seterusnya "Astagfirulaahhh....."😢
Dan akhirnya gue keluarin jurus andalan guee, jeng jeng jeeeeng 

"SMART SOLUTION" Cara nawor super ampuhh ðŸ‘Œ
(Jangan ditiru, adegan berbahaya)

Waktu 90 menit gue habisin buat bolak-balik soal, tidur, do'a, mungkin ngupil juga terus kalau udah 5 menit terakhir gue keluarin tuh jurus ampuh gue. Tinggal silang, silang dan silaaaang.

Ujian selanjutnya, matematika wajib, fisika gue lakuin juga tuh jurus ampuh itu. Tapi anehnya pada ujian fisika gue malah gak baca soal sama sekali gara-gara gue blank gak tau gimana ngerjainnya. Jadinya, kertas buram yang dikasihin pengawas gue lipat jadi dua bagian. Terus gue nulis cerita sampai habisnya waktun ujian. Hmmm sungguh keterlauan.

AKU GILA KAH? Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaak...

Tapi nggak semua mapel gue pakek jurus itu, pastinya gue dikit-dikit tau lahh masak gue gak tau sama sekali. Kalu gak tau berarti kebangetan gue ini. Dan ini tadi adalah hari pertama gue bebas dari ujian tapi hari ini adalah hari-hari yang gue takuti karena kebayang-bayang remidi. Alhasil, aku remidi Kimia dan Matematika. Gawattttt!!

Gimanih nasih hasil dari ujian-ujian gue?😞😞





Share:

Minggu, 03 Juli 2016

Revolusi dari Jaman ke Jaman

 on  with No comments 
In  

http://www.uniekkaswarganti.com/2016/05/Asus-giveaway-aku-dan-kamera-ponsel.html

"Manusia di dunia ini akan makin berkembang, maka handphone di dunia ini pula akan maskin berkembang juga. Jadi Manusia berbanding lurus dengan keadaan hp"
-quotes gak jelas-

Sebelumnya gue mau ngucapin terima kasih sebanyak-banyak kepada kedua orang tua gue yang sudah mempercayai gue untuk bisa megang ponsel saat masih kelas 6 MI (Madrasah Ibtidaiyah). Ponsel atau hp pada saat itu adalah suatu benda yang sangat berharga bagi gue, maklumlah masih lugu-lugunya hehehe. Kemana-mana hp gue bawa dari pagi hingga malem gak ada lepasnya dari tangan mungil gue. Ibarat sekarang mungkin hp adalah jantung kedua setelah jantung yang asli. Kalau pisah dengan hp rasanya kurang enak gitu. Apalagi saat ada momen-momen penting yang sangat perlu diabadikan.

Selfie perdana gue setelah diberi hp baru
oleh kedua orang tua gue. Sumpah gue masih lugu banget
Dulu saat gue masih kecil, gue paling hobi namanya selfie. Dari gaya miring-miring, jungkir balik, sampai lidah dijulur-julurin udah pernah gue lakuin. Gue hobi selfie tapi kalau paling gak suka dilihat sama orang, jadi gue kalau mau selfie harus sembunyi-sembunyi dulu.

Dan semenjak di sosmed banyak yang mengabadikan foto makanan, gue mulai tertarik juga tuh untuk ikut-ikutan, biar kekinian hehehe. Nge-fotonya pakek hp yang kameranya gak bagus-bagus amat sih, tapi kalau di zoom pastinya nge-blur (hmm sedih).


https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-0/p206x206/
Gue masih unyu-unyu yaa, ini kelas 1 SMP




https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-0/p206x206/
Ini apalagi tambah unyu banget, kelas 1 SMP juga

Kalau gak salah itu gue udah kelas 1 smp, masa dimana alay kritis gue. Ya alhamdulillah hp gue udah diupgrade sama orang tua gue. Ya tapi tetep kamera ponselnya biasa-biasa aja sih. Namun sayangnya, saat jam sekolah, seluruh murid di smp gue gak boleh yang namanya bawa hp. Kalau sampai ketahuan, nanti bakalan bisa masuk ke ruang BK dan hp akan disita sampai dikembaliakan lagi saat lulusan nanti. Gue pernah bawa hp pada saat jam sekolah dan pas banget waktu itu ada razia hp. Ada salah satu petugas razia mengatakan, "Ya semua murid mohon berdiri di depan kelas." Sebenernya sih gue gak tau kalau ini adalah razia hp, gue kira malah mau ada simulasi bencana alam karena 2 hari yang lalu ada gempa bumi di daerah gue. Hmm dan setelah itu petugas razia berkata lagi, "Ya anak-anak, siapa di sini yang membawa hp? Kalau kalian jujur maka hp kalian akan kami amankan, tapi kalau kalian tidak jujur maka akan kami ambil hp itu dan akan langsung kami banting di depan kalian sekarang ini juga!!" Awalnya sih udah gue sembunyiin tuh hp sebelum petugas razia masuk ke kelas, tapi karena gue tau bahwa petugas razia itu ada yang punya indra ke 6 jafi gue ngaku aja deh daripada hp gue dibanting mentah-mentah terus gue dimarahin bapak gue nantinya. Dengan hati pasrah tapi sebenernya gak rela, gue serahin tuh hp yang baru diupgrade ke petugas razia.
Setelah kejadian itu hati gue galau dan kacau layaknya abis diputusin pacar. Gimana gue mau selfie lagi? Gimana gue mau nge-foto makanan lagi? Gimana gue mau update status di sosmed lagi? Hmm itu sangat gue pikirin waktu itu.

Selama hp gue disita, gue gak bisa namanya mengabadikan momen-momen yang pingin gue jepret saat itu. Bisanya gue cuma nampang aja di kamera ponsel temen gue. Dan itupun fotonya dijepret saat gue belum siap berpose. Jadi jelek-jelek deh fotonya. Selama gue disita itu gue dipinjami hp sama orang tua gue, yang bisanya cuma buat nelpon dan sms (hmm)

3 tahun kemudian, Bapak gue beli hp baru yang ada kameranya tapi beliau gak bisa pakek hpnya gimana. Jadi gue pinjam aja deh hp itu buat ngeluluhin rasa galau gue selama 3 tahun terakhir ini. Lama-kelamaan gue pakek terus hp itu akhirnya dikasihin deh hp itu ke gue (yeee), makasih banget buat Bapak tercinta gue hehehe.

Ya dengan ini gue bisa kembali lagi untuk mulai beraksi jepret sana jepret sini, walaupun kamera ponselnya cuma beberapa megapixcel ya lumayan bisa dilihatlah hasil fotonya dari pada hp gue yang pertama dulu hehehe. Dan alhamdulillah keahlian potret gue udah meningkat dari jaman ke jaman. Dari nge-foto kucing, bunga, adek gue yang unyuk-unyuk sampai pemandangan yang indah nan jauh di sana udah pernah gue jepret. Dan gak tanggung-tanggung gue upload foto itu ke instgram, facebook atau sosmed lain biar banyak yang ngasih like dan siapa tau juga nanti ada cewek yang ngeliat hasil jepretan gue lalu tiba-tiba naksir gue dan nembak gue untuk dijadiin pacarnya (ngayal banget)

https://www.instagram.com/farhanfattah/

"Selfie yukk selfieee!!" Kata-kata itu udah tak asing lagi di telinga gue

Nah, sekarang gue udah jadi anak SMA tepatnya baru aja naik kelas 3. Pastinya abis ini akan banyak adek-adek kelas. Kemungkinan adek kelas, apalagi yang cewek itu akan cari kakak-kakak kelas yang ganteng dan keren pastinya (hehehe) Tapi kalau kaya gini, gimana ya? Hp gue kameranya gak bagus-bagus amat. Buat foto biasanya nge-blur. Apalagi kalau kurang cahaya pasti gak kelihatan apa-apa. Pastinya gue sebagai anak muda ingin tampil yang terbaik dong.  

Namanya juga anak muda. Masa muda adalah masa untuk menampilkan eksistensi diri. Salah satu cara untuk menampilkannya adalah dengan ini nih,


ZENFONE 2 LASER ZE550KL



Karena hp ini tuh cocok banget buat anak-anak muda, khususnya aku yang suka mengabadikan momen-momen spesial. Jadi dengan Zenfone 2 Laser ZE550KL ini pastinya akan menambah kepedean kita dan momen-momen yang kita alami bisa terabadikan dengan mudah dan sempurna. Jadi mau pilih hp apa lagi kalau bukan Zenfone 2 Laser ZE550KL.

Yaps sekian dulu, terima kasih udah sempet mampir ke sini. Dan mohon maaf apabila foto-foto yang ada di atas membuat kalian semua tergila-gila pada gue (Ciyeee)

Oke, cerita ini gue ikutsertakan pada "Giveaway Aku dan Kamera Ponsel by :http://www.uniekkaswarganti.com





Share:

Rabu, 29 Juni 2016

FINALLY, I'M COMEBACK

 on  with No comments 
In  
Waktu tak terasa berjalan dengan cepatnya, mengikis diri ini menjadi lebih rapuh dan tak berdaya~

Udah berapa lama nih gua gak nge-blog? Jari ini sangat gatal rasanya saat tak membuka laptop dan menggelitiki tombol-tombol keyboard. Apalagi sekarang ini udah Bulan Ramadhan dan Lebaran tinggal menghitung hari. Ya mohon dimaklumilah namanya juga manusia, pasti tak luput sama yang namanya MLZ/MALAS. Malas kata guru gua, "Malas lebih berbahaya daripada narkoba." Nah, seremkan. Kalau pendapat gua sih, orang malas itu sama dengan orang pecandu narkoba. Sama-sama butuh direhabilitasi (prok-prok-prok) Seperti gua sekarang ini, sebenarnya butuh banget dengan namanya rehabilitasi. Bagaimana cara merehabilitasinya? Tanyakan pada diri kalian masing-masing, hanya kalian yang tau penyebab kalian MLZ=Malas itu apa.

Sebenarnya gua pernah ada janji sama temen-temen gua untuk nge-blog kelanjutan dari postingan terakhir gua yang kemaren [Wong Ndeso Nonton Bioskop]. Tapi tenang aja, gua di sini bakalan nyeritain semua apa yang belum kalian ketahui tentang gua akhir-akhir ini. Mumpung kali ini Bulan Ramadhan maka gua akan ceritain yang berbau-bau islami (aseek)

Ini saat kita tampil di acara Pondok Ramadhan. Tau gua yang mana kan?
Oke gua sebutin aja lah.
(dari kiri atas) Yusuf, Agung, Rifqi, Silmi, Rofiq, Yusuf, Inggil
Rama, Farhan, Fiqur, Zulmi


Perlu kalian ketahui, bahwa sekolah gua (SMAN 1 Genteng) punya tuh yang nama grup Hadrah yang nama [Satwika Hadrah Club/Satwika Hadrah Core] Grup ini adalah sekumpulan anak-anak kece nan jomblo semua yang kebiasaannya adalah SHOLAWATAN. Sebagian orang beranggapan bahwa SHOLAWATAN adalah kebiasaan yang kuno atau gak keren, padahal SHOLAWATAN itu asik banget. Saat kita SHOLAWATAN, bukan hanya rasa bahagia/asik saja yang kita dapat, kita juga secara tidak langsung Insyallah sedikit-sedikit menabung untuk mendapatkan syafa'at dari Nabi Besar Muhammad SAW. Nah, kurang apalagi coba. Ayo, disamping kita mendengarkan atau menyenandungkan musik-musik Jazz, Rock atau Pop, ya disempatkan untuk melantunkan SHOLAWAT kepada Sang Nabi.

Hari itu bulan Mei (bulan kelahiran gua), kita dapat info dadakan dari Kepala Sekolah bahwa akan ada Audisi Hadrah Pelajar yang diadakan oleh Pemkab Banyuwangi dan dilaksanakan di SMAN 1 Genteng (untuk audisi Banyuwangi Barat). Kepala sekolah ngasihkan info itu kepada H-1 audisi padahal kita belum latihan sama sekali (hmm) Sebenernya gua udah dapat info dulu dari Pustakawan SMA gua sebut aja Mbak Nuning sejak hari-hari sebelumnya, tapi gua gak percaya masa audisinya di SMA gua padahal dulu gua pernah info bahwa pelaksanaan akan dilakukan di SMAN 2 Genteng dan masih akan berlangsung kalau gak bulan Juni ya bulan Juli. Eh, malah jadinya dilaksanakan di SMA gua (sedih). Ya sudah, akhirnya kita tentuin siapa aja yang main besok. Namun, dalam hati gua bertanya-tanya, "Ini hadrah Al-Banjari atau Al-Habsi?" Soalnya grup hadrah kita dulu pernah ikut juga Festival Hadrah se-Jawa dan Bali, tapi gak lolos mungkin gara-gara kita salah aliran, yang sebenernya Al Banjari malah kita tampil dengan Al Habsi (throwback). Sebenernya apa sih bedanya? (kalau yang tau nanti komen di bawah ya)

Dari latihan dari sore sampai malam, dan akhirnya besok kita tampil di Aula Satwika Sakta Mangajya. Dengan batik kuning, bersongkok hitam dan sarung hitam kita siap beraksi. Kita dapat nomer urut 8 dari 12 grup kalau gak salah. Hati gua dag-dig-dug dari awal, karena ini adalah debut gua ikut hadrah di atas panggung. Keringat menyucur keluar dari ubun-ubun dan meresap sampai ke poripori kain yang gua kenakan. Rasanya antara mau dan tak mau aku tampil di atas nanti. Akhirnya grup kami pun dipanggil oleh MC dan mulailah kita naik ke atas panggung. Dengan kaki cekeran gua pun mulai menginjakkan di atas panggung. Ada 4 dewan juri di bawah sana membawa sebatang bolpoin dan secarik kertas untuk menilai penampilan kami. Lampu hijau mulai menyala, dan tampilah "Satwika Hadrah Club/Satwika Hadrah Core!!"

"Dung tek tek dung dung dung tek tek tek....
Dung dung dung tek tek tek tek dung dung tek dung...."

Suara rebana, sholawat, dan suara teriakan semangat dari temen-temen SMA menyelimuti gedung itu dan lampu kuning mulai menyala dan bersiaplah kami untuk mengakhiri diri dari atas panggung. Tangan gemetar, keringat menyucur itu sudah biasa dirasakan oleh para "Performer" tapi ini bagi gua adalah hal gila yang pernah gua rasakan. Setelah gua dan grup gua turun dari panggung, gua cuma tinggal pasrah ke Yang Kuasa. Bagaimana keputusannya nanti akan gua terima apaadanya. Panitia juga gak ngasih tau berapa yang akan lolos lanjut tampil di Banyuwangi saat Final nanti. Ya semoga saja nanti kita diberikan yang terbaik oleh Allah SWT.

Beberapa hari gua lewati, gua tunggu dengan mengikuti UAS Genap. Dulu sih panitia bilangnya pengumuman akan disampaikan dua hari kemudian tapi kok lambat laun gak ada info lagi, ya lama-lama gua lupain tuh audisi. Mending mikirin gimana UAS gua ini bisa dapat  baik.

Dua hari UAS udah gua lewati, dan salah satu guru gua sebut aja Pak Bagus manggil gua. Ngapain juga Pak Bagus manggil? Gak biasa banget (How's strange, Men!?) Ternyata beliau manggil gua untuk ikut Technical Meeting Hadrah. TM Hadrah yang mana nih? Yang lamakah atau yang baru?  Ya gua lakuin aja, mumpung gua juga lagi free jadi gua ngajak sahabat karib gua Silmi (ciyee wkwk). Ini postingan kedua gua sama Silmi (wkwk) Sekitar pukul 12.30 gua berangkat dengan dia naik sepeda motor merek X-Ride Yamaha warna merah putih yang lumayan butut kelihatannya. Selama perjalan gua yang bonceng dia. Gua bonceng kira-kira sekitar 80 km/jam. Itu sudah biasa gua lakuin, soalnya ngejar waktu juga takutnya nanti ada cegatan polisi. 

Siang itu cuaca cukup membakar ubun-ubun, memang enak kalau dibikin tidur. Tapi gua sekarang masih diperjalan lagi nyetir motor, masa gua tidur? (hmm) Lama-lama mungkin gua ngantuk ya, kecepatan masih sekitar 80 km/jam dan di depan gua ada mobil yang kenceng juga dari arah yang berlawan saling berpapasan. Dan akhirnya gua secara gak terasa udah keluar dari badan jalan dan gua berusaha untuk naik ke badan lagi, namun mungkin Tuhan berkata lain, gua pun jatuh dengan Silmi dengan dahsyatnya. 

"Gedubraaaaakkkk!!"

Jaket, baju, dan celana gua robek. Darah merah mulai mengalir dengan segarnya. Gua dengan Silmi pun di tolong oleh orang sekitar dibawa ke pinggir jalan. Rasa malu, sakit campur aduk jadi satu. Spion gua yang sebelah kanan patah, motor gua lecet semua (gawat) Gimana nih nanti TM ke Banyuwanginya? Gak ada kenalan lagi di sini. Mau menghubungi temen-temen yang ada di sekolah gak ada yang nyambung. Untungnya Silmi gak separah gua, jadi dia cari bengkel untuk betulin motor gua yang tak tau deh nasibnya gimana. Alhamdulillah dia udah nemu bengkel dan akhirnya di betulin tuh motor butut gua. Rasa nyut-nyutan saat obat merah ku teteskan ke bagian yang luka tak bisa kubayangkan, perih banget!! Lalu dia tanya ke gua, "Lanjut gak?" "Terserah kalau lanjut ya ayok (sambil nahan rasa perih)" Ya untungnya yang perih tangan sama kaki gua bukan hati gua (ciyyee)

Dengan jaket dan celana robek kaya gelandangan kami pun melanjutkan perjalanan. Gua udah gak mikir udah gimana kata orang nanti, gua cuma mikir ini nanti nyampek ke tempat TM selamet dan nanti pulang ke Genteng juga selamet. Di tengah perjalanan ternyata ada Operasi Penilangan dari Polisi, gua silmi suruh berhenti dan polisi itu minta mengecek SIM dan STNK. Mampus gua gak punya SIM dan gak bawa STNK. Untungnya Silmi bawa STNK. Gua bertanya-tanya? "Kok polisi segobl*ok ini ya?" Maaf kalau seumpamanya kata-kata gua agak kasar. 
Dengan membuka google maps dengan smartphone yang dayanya tinggal 5% gua cari tempat TM tersebut. Sebenernya kita itu mau berangkat bareng sama Pak Bagus juga tapi karena keadaan tadi gak jadi deh. Setelah gua sama Silmi muter-muter akhirnya nyampek juga di SMPN 3 Banyuwangi. Gua nunggu aja di parkiran biar Silmi aja yang masuk ke aula. Gua gak mau nanti ditanyain orang, "Le kamu kenapa? Kok berdarah? Kok bajunya robek? Kok celananya robek?" Gua gak suka kalau nanti orang-orang pada nanyain itu ke gua. Biarin udah gua ngangkrak di tempat parkir (hmmm)

Matahari sudah mulai meniggalkan tempatnya, TM Hadrah pun selesai. Ternyata ini adalah TM Hadrah yang dilaksanakan Pemkab Banyuwangi itu. Alhamdulillah, gua gak nyangka banget bisa lolos ke final padahal waktu itu gua udah pesimis banget. Terima kasih Ya Allah, pasti temen-temen seneng banget dapet info ini. Dari hadrah tersebut grup hadrah gua dapet urutan nomer 27 (nomer kesukaanku banget) dari 40 grup hadrah lain. Sudah gua belain sama Silmi guling-guling di jalanan kaya orang gila, syukur banget dapet balasan yang sangat membanggakan banget. Sebelum pulang ke Genteng gua Silmi diajak mampir dulu ke rumah Pak Bagus untuk sholat ashar dan makan. Tau banget kalau gua laper wkwk

Dan gua habis maghrib pulang ke Genteng dibonceng Silmi dengan mengenakan celana pendek yang dipinjamkan Pak Bagus ke gua. Sumpah dingin banget, gua gak biasa pakek celana pendek saat keluar malem. Emangnya gua cabe-cabean? (haha) Ya mau gimana lagi, daripada gua pakek celana robek yang udah gak karu-karuan meding gua jadi cabe-cabean untuk malam itu saja (gila). Hari yang sangat melelahkan banget, padahal besok masih ada UAS. Gua udah gak mikir UAS udah, gua udah gak mood buat buka buku. Jalan aja masih serempetan. Dan semoga tanggal 10 Juni nanti bisa tampil maksimal di GOR Banyuwangi.

Hmmm. Sesampainya di asrama, gua lalu beli obat dan beli Es Nyoklaat only 6k. Obat itu berbentruk serbuk kaya sabu-sabu gitu, lalu di taburin sama temen gua Zulmi, rasanyaa periiiih bangeeett (sampek nangis-nangis gua saat obat itu ditaburin) gua pakek tiduran aja, gak mikirin UAS udah. Apa kata besok. 

Oke sekian dulu dari gua, mau tau kelanjutannya gimana? Makanya stay aja sama blog gua, insyaallah satu minggu kedepan gua akan post lagi. Oke? Thank youuuu





Share:

Minggu, 20 Maret 2016

Wong Ndeso Part 1 #nontondibioskop

 on  with No comments 
In  


Minggu oh minggu, kenapa engkau berwarna merah? Apakah itu ad!h tanda cintamu (minggu) padaku? *baper
Memang betul, hari mingguku sekarang ini boring banget. Gak ada yang ngajakin main kelereng atau apa kek *maklum wong ndeso, jadinya mingguku terbuang sia-sia dengan aku mager alias males gerak. Mau ngapa-ngapain males, ya kegiatannya cuma boker, buka sosmed lalu scroll timeline dan akhirnya nemu display picture temen yang bikin baper (fotonya di pantai).
Ngomong-ngomong tentang hari minggu itukan adalah salah satu dari hari weekend. Nah biasanya  kalau hari weekend peluang anak-anak gaul untuk hang out itu besar sekali. Kalau aku sih mungkin termasuk orang ndeso *tapi kece, bwahahaha *ketawa sinis. Walaupum aku termasuk orang ndeso tapi jobku banyak banget, antara lain tugas sejarah, makalah bahasa indonesiaku belum kelar-kelar *sedih.
Nah aku mau cerita nih tentang kehidupanku sebagai orang ndeso *soundtrack orang pinggiran, hahaha. Ya gak lah, gak semiris itu juga kali hidupku. Jadi tu gini, beberapa hari yang lalu aku diajak temenku sebut aja 'silmi' *dia ketua osis smaku, dia ngajakin aku untuk nonton film di bioskop (yang kuharapkan nonton bareng gebetan --) yang tak terlalu dekat dari smaku, kami bukan hanya berdua *takutnya dikira LGBT, hahaha, kami juga bersama temen kita berdua yaitu sebut saja 'alya' (dia baru ultah, ucapin gih) dan 'meysa'. Awalnya saat 'silmi' ngajakin nonton film di bioskop, aku langsung bilang "ya" padahal aku gak tau nantinya mai nonton film apaan. Jadi gua pikir-pikir setelah itu. Aku browsing cari nama bioskopnya dan akhirnya ketemu "New Star Cinemplex Banyuwangi" dan aku liat list film yang ada. Disitu ada 2 film yang akan ditanyangin yaitu Kungfu Panda 3 dan Allegiant. Dan aku liat harga tiketnya, maklumlah aku gak pernah tau harga tiket nonton dibioskop. Dan ternyata harganya 30k untuk hari Kamis-sabtu/libur dan 25k untuk hari senin-rabu. Dan pas banget kita nontonnya pas hari sabtu. "Waduh, kenapa kok hari sabtu mahal banget yak? Dinego gak bisa ta? Cuma selisih 5k aja lo." *suara hatiku. Maklumlah, abis study tour uangku nipis banget didompet. Mungkin cuma ada uang 500 perak sama penjepit kertas *korban spongebob, bwahaha. Dan aku cari-cari uangku yang tersisa di jaket, tas, dan dompet. Dan akhirnya aku menemukan uang sebesar 31k yang terdiri atas 1000an, 2000an, dan 5000an.
Sebelum berangkat ada insiden yang cukup tidak kecil yaitu dompet dari 'silmi' hilang. Isinya sih bukan uang, tapi STNK. Gawat! Padahal rencananya aku mau bonceng silmi, hahaha. Dan jalan tengah yang aku ambil adalah pinjem motor adikku yang ngekos di deket smaku. Dan ternyata boleh dipinjem *yee.
Dan setelah itu berangkat dan 'silmi' aku suruh bonceng, haha dan 'alya' dibonceng 'meysa'. Setelah lama di jalan, ternyata kita gak sadar bahwa kita digiring sama polisi. Ada mobil polisi, motor polisi dan ada salah satu motor tersebut bonceng anak cewek yang kelihatannya nangis terbahak-bahak *eh. Untuk menghindari polisi tersebut, takutnya nanti ditilang, akhirnya kita berhenti ke salah satu masjid di pinggir jalan untuk bersembunyi dan sholat dhuhur karena saat itu sudah waktunya untuk sholat dhuhur.
Lalu kita pun melanjutkan perjalan dengan aku membaca sholawat *mungkin dengan membaca sholawat kita dihindarkan dari serangan polisi, amin hehe. Ternyata 'silmi' ngajak sahabat karibnya juga sebut aja 'alfian'.
Dan akhirnya kita nyampek di bioskop New Star Cinemplex Banyuwangi *yee.
Ternyata kita di sana datangnya terlalu cepat yaitu sekitar pukul 12.30 padahal filmnya mulai pukul 13.15. Akhirnya kita ngangkrak di sana dengan nunggu dikursi tunggu dengan ditemani kesegaran Air Conditioner (AC). Dan ternyata di sana juga ada temen kita yang juga mau nonton yaitu 'mifta' dan 'filza'.
Selanjutnya 'meysa' mau beli tiket nya dulu takutnya nanti kehabisan. Dan dia meminta uang kami masing-masing untuk dibeliin juga. Kejadian itupun terjadi, aku ngeluarin dompetku dan menghitung satu persatu uang kecilku *anti main stream banget nonton pakek uang 1000an haha. Ternyata setelah dihitung-hitung uangku hanya tersisa 1000 perak *mampus. Dan kitapun masuk ke ruangan bioskop. Yang benar saja, ini adalah pengalaman pertamaku nonton film di bioskop.
Ku perhatikan sekeliling, ruangan gelap dengan lampu remang-remang, kursi merah yang glamour dan layar tancap yang sangat lebar. Kurasakan tempat duduknya, uh ternyata empuk banget *wong ndeso.
Yang kita lakukan selanjutnya adalah menonton trailer-trailer film seraya menunggu filmnya diputar. Saat film diputar semua lampupun dimatiin, jadi keadaan di ruangan itu gelap banget. Ekpektasi yang kubayangkan sebelum nonton dibioskop adalah "Dibioskop mungkin gak ada adegan gitu-gituannya *kisses Realitanya adaaa! Padahal tadi sebelum dimulai filmnya ada tulisan 'telah lulus lembaga sensor' tapi ada yang kuherankan, kok tetep ada tulisannya 17 tahun keatas? Padahal kan aku masih berumur 16 nenuju ke 17 tahun mei depan *jangan lupa ngucapin ya, hehe.
Sekitar satu jam pun telah kami habiskan untuk mantengin tuh film, ngantuk, pegel, campur aduk kaya es campur pinggir jalan. Akhirnya kamipun keluar untuk bergegas pulang. Tapi salah satu dari kita ada yang ngajakin makan dulu disalah satu warung makan. Dan akhirnya keputusannya makan di Rumah Makan Bajak Laut dekat Taman Makam Pahlawan Banyuwangi. Aku pikir-pikir nih dengan keringat dingin yang bercucuran di leher dengan menahan rasa malu dan tawa *ngempet ceritanya. "Uang di dompet tinggal 1000, mau makan apanih aku di sini?" Dan aku memutuskan untuk tidak memesan menu apapun. Aku hanya minum air putih pemberian dari dari 'alya' dan 'meysa' di bioskop tadi. Ketika semua makan, aku hanya bisa termenung. Menelan air liurku untuk sedikit mengisi lambungku. Berpura-pura main ponsel padahal ponsel ku udah sekarat alias 0%. Berpura-pura mengangkat telpon padahal gak ada telpon dari siapa-siapa. Miris sekali peranku disitu, cocok jadi pemeran *anak jalanan. Bukan anak jalanan yang pakek motor itu lo ya hahaha.
Setelah semua telah menghabiskan makanannya minumlah mereka dengan minumannya masing-masing. Aku melihat di salah satu piring ada kerupuk yang tersisa, aku membayangkan bagaimana kalau aku memakannya? Tapi otakku ini menolak, padahal lambungku ini sudah ngempet untuk melahap walaupun itu hanya sepotong kerupuk sisa. Dan perlu kalian tahu bahwa aku belum makan dari pagi. Padahal niatannya mau makan dikantin sama temen, tapi gak jadi. Dan akhirnya aku pulang dengan keadaan lambungyabg kosong. Huhuhu.
Yaa, itu sedikit cerita dari wong ndeso. Semoga itu bisa menghibur kalian. Jangan bilang siapa-siapa tentang ini ke temen-temen kaliannya. Biar mereka tahu dengan sendirinya dengan cara kalian ngeshare link curhatanku ini. Semoga bisa menginspirasi kalian. Bahwa kalau mau hangout sama temen itu harus diperhatikan dulu. Dipikirkan matang-matang. Siapkan segala keperluan terutama uang sakunya. Tunggu Wong Ndeso Part 2 yee
Share: